Bulan pertama terasa
asing tanpamu, melewati jalanan kota besar ini tanpa ditemani canda tawamu. Rasa
kangen tiap detik itu terus bertambah dan aku pun kesusahan untuk mencoba
membendungnya. Kepulanganmu pun masih lama. Aku disini sangat-sangat menantimu.
LDR itu mudah-mudah susah untuk
dijalani. Tidak bole ada rasa egois, posesif, bahkan yang paling adalah rasa
cemburu. Hal-hal kecil saja bisa menimbulkan masalah yang besar. Aku harus bisa
mengerti kapan waktumu tidak bisa diganggu. Aku harus tau kapan waktumu tidak
ingin diganggu. Iya, aku harus ekstra paham untuk mengertimu disana dan
cenderung aku harus mengalah. Sebab, kamu disana hidup deperantauan bersama
teman-temanmu. Dan aku paham kapan aku bisa memeluk rindu ini sepuasku.
Mengerti dan memahami, itu yang
selalu aku lakukan kepadamu. Meskipun dilain sisi itu semua karena jarak. Aku bisa
terima dengan sangat, demimu demi cinta ini. aku ingin sekali meminta waktu
malammu untuk sekedar berbincang melalui telefon seluler disetiap sabtu malam
saja. Karna bagiku dengan telepon itulah sarana untuk kita saling mengungkapkan
kepedulian dan dan mengganti raga yang terbatas oleh jarak ini.
Tapi, LDR bagiku bukan masalah
besar, tidak mudah memang melewati ini. tapi apalah arti raga jika kita begitu
memiliki hati yang bisa dipercaya melebihi apapun. Sekali lagi aku yakinkan
hati bahwa hanya kamu yang aku tunggu, dan bersama itu tidak harus melulu soal
raga. Banyak makna yang tersirat di balik LDR ini. aku bisa belajar melatih
diri dan menjaga sebuah kepercayaan ini, yang lebih penting lagi menghargai
sebuah hubungan. Betapa berharganya seseorang saat tak (sedang) bersama kita.
-peyempuan-
2 bulan menunggu kepulanganmu