Pertama kalinya Surabaya diguyur hujan
setelah kurang lebih delapan bulan matahari tak ada bosannya menyinari kota
kelahiranku ini.Hujan banyak diartikan sebagaian orang pembawa rejeki. Bagiku
hujan itu teman, bisa menghapus air mata yang jatuh ini karena kesedihan. Tapi hujan pertama kala itu yang memulai
kebahagiaanku ini.
Menyejukkan sekali bau tanah yang
tersiram derasnya air hujan itu, nyaman seperti segarnya embun dipedesaan. Hujan
saat itu mengingatkanku pada seseorang. Dia yang ku sayangi, dia yang amat aku
rindukan kehadirannya disini.
Dinginnya air hujan berhasil menembus
baju dan kurasakan dingin dikulitku. Ditengah-tengah keramaian jalanan kota aku
masih sempat saja memikirkanmu, tidak peduli dimanapun lokasi dan kondisiku
berada. Sengaja kupelankan laju motorku dengan angka 45-50 km yang sempat
kulihat di speedometer motor. Aku tidak membutuhkan jas hujan, aku biarkan
tubuh ini basah kuyup karena hujan, karena dengan itu aku bisa menikmatinya.
Hujan .. kamu begitu special saat itu.
Datang diwaktu yang tak kuduga. Hujan yang memulai awal cerita kasih ku
dengannya. Kebahagiaan ku dimulai. Hidupku terasa terlengkapi sudah, dengan
kepastian yang kamu berikan meskipun lewat chat.
Hujan kamu berhasil menghapus air mata kesedihanku dan menggatikannya dengan
dia yang menjadi milikku.
Hujan yang memulai dan biarkan maut
yang mengakhiri
keren.!
BalasHapus