Jumat, 27 September 2013

Kamu Yang Tidak Akan Tahu



Setelah beberapa minggu kepergianmu meninggal kota ini, aku masih merindukan sosokmu itu.  Awal perkenalan kita kala itu sangat indah bagiku. Inginku melupakan kejadian itu. Tapi entah kenapa pikiran dan hati ini sulit untuk menyatu. Kamu selalu menghatui perasaanku ini. Apa hati ini sudah menyiapkan ruang untuk kamu singgahi ? dan kalaupun iya, kamu gak akan pernah tahu ini.
        Aku sempat ingin mundur dari rasa ini karena tak sanggup mendengarkan kabar burung dari teman-teman tentangmu. Mereka bilang, kamu memang seperti itu kepada semua wanita. Mereka bilang, perhatianmu memang lebih kepada wanita lain. Ternyata bukan hanya kepadaku saja kamu bertingkah seperti itu. Awalnya aku mengira, kamu memang menspesialkan aku, ternyata kekecewaan yang kudapat. Sikapmu kepadaku dengan sikapmu ke teman wanitamu yang lain tidak lebih kamu memperlakukannya sama dengan kamu memperlakukanku.
        Tak heran kalau mereka bilang kamu asyik, aku juga merasakannya. Hanya saja aku merasa sikapmu lebih kepadaku sampai-sampai aku menaruh harapan lebih kepadamu. Sekali lagi hanya aku yang merasakan dan mungkin tidak denganmu. Bisa jadi hanya sebelah pihak. Cukup tragis mendengarnya.
        Akan kuceritakan semua apa yang kurasakan saat bersamamu meskipun hanya sebentar. Tidak kusangka sama sekali perasaan merah jambu ini timbul bahkan sampai mengakar dihatiku dan aku sendiri tidak tahu cara untuk mencabutnya. Kasian hanya bisa mengakar, tumbuh, sampai berdaun lebat tapi hanya aku saja yang menyiraminya tidak denganmu.
        Dulu sebulan sebelum kamu meninggalkan kota ini, kita sering main bareng, pergi gak jelas dan tanpa tujuan, meskipun bersama teman teman yang lain. Tapi saat itu aku hanya memperhatikanmu dari sudut meja yang aku tempati bersama teman yang lain. Kamu begitu special saat itu. Aku hanya bisa diam dan merasakannya sendiri. Aku gak sadar kalau ternyata kita mempunyai beberapa persamaan yang tidak menghalangi hubungan pertemanan kita, dan lagi aku sanagat merasakan nyaman karena beberapa kesamaan itu. Kita sama sama suka elektronik, sama sama suka gadget, dan yang gak disangka bulan kelahiran kita sama. Awalnya aku ga seberapa memperdulikan perasaan yang aku alami, karena aku mengira mungkin itu hanya sesaat. Tapi aku benar-benar merasa nyaman ada didekatmu. Apalagi saat hari keberangkatanmu untuk mencari ilmu semakin dekat, aku tak kuasa menahan kesedihan itu. Dan lagi aku hanya bisa merasakannya sendiri. Hari keberangkatanmu tiba. Sangat sulit aku menahan kesedihan itu. Ditengah kesedihan itu aku sempat terhibur dan sedikit merasakan tenang atas sesuatu yang kamu berikan ke aku, meskipun dalam bentuk chat. Yang kufikirkan lagi, apa cuma aku yang kamu berikan seperti itu lewat chat atau telfon sekalipun ?. Aku cuma bisa berharap sewajar tidak lebih dan mungkin ya seperti itu.
        Sayangnya aku cewek yang konyol banget kalau harus mengungkapkan duluan. Biar kupendam saja rasa ini dan menjadi cinta dalam hati sekalipun. Harapanku mungkin bias dibalas hanya 10 persennya saja.
        lo udah punya tempat buat dia, sayangnya dia gak tau kalo lo udah punya tempat yang rapi buat dia. Sayang juga kalau tempat yang udah ada, udah bagus-bagus rapi, lo biarin kosong–cewek.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar