Setelah
beberapa minggu kepergianmu meninggal kota ini, aku masih merindukan sosokmu
itu. Awal perkenalan kita kala itu
sangat indah bagiku. Inginku melupakan kejadian itu. Tapi entah kenapa pikiran
dan hati ini sulit untuk menyatu. Kamu selalu menghatui perasaanku ini. Apa
hati ini sudah menyiapkan ruang untuk kamu singgahi ? dan kalaupun iya, kamu gak
akan pernah tahu ini.
Aku sempat ingin mundur dari rasa ini
karena tak sanggup mendengarkan kabar burung dari teman-teman tentangmu. Mereka
bilang, kamu memang seperti itu kepada semua wanita. Mereka bilang, perhatianmu
memang lebih kepada wanita lain. Ternyata bukan hanya kepadaku saja kamu
bertingkah seperti itu. Awalnya aku mengira, kamu memang menspesialkan aku,
ternyata kekecewaan yang kudapat. Sikapmu kepadaku dengan sikapmu ke teman
wanitamu yang lain tidak lebih kamu memperlakukannya sama dengan kamu
memperlakukanku.
Tak heran kalau mereka bilang kamu
asyik, aku juga merasakannya. Hanya saja aku merasa sikapmu lebih kepadaku
sampai-sampai aku menaruh harapan lebih kepadamu. Sekali lagi hanya aku yang
merasakan dan mungkin tidak denganmu. Bisa jadi hanya sebelah pihak. Cukup
tragis mendengarnya.
Akan kuceritakan semua apa yang
kurasakan saat bersamamu meskipun hanya sebentar. Tidak kusangka sama sekali
perasaan merah jambu ini timbul bahkan sampai mengakar dihatiku dan aku sendiri
tidak tahu cara untuk mencabutnya. Kasian hanya bisa mengakar, tumbuh, sampai
berdaun lebat tapi hanya aku saja yang menyiraminya tidak denganmu.
Dulu sebulan sebelum kamu meninggalkan
kota ini, kita sering main bareng, pergi gak jelas dan tanpa tujuan, meskipun bersama
teman teman yang lain. Tapi saat itu aku hanya memperhatikanmu dari sudut meja
yang aku tempati bersama teman yang lain. Kamu begitu special saat itu. Aku
hanya bisa diam dan merasakannya sendiri. Aku gak sadar kalau ternyata kita
mempunyai beberapa persamaan yang tidak menghalangi hubungan pertemanan kita,
dan lagi aku sanagat merasakan nyaman karena beberapa kesamaan itu. Kita sama
sama suka elektronik, sama sama suka gadget, dan yang gak disangka bulan
kelahiran kita sama. Awalnya aku ga seberapa memperdulikan perasaan yang aku
alami, karena aku mengira mungkin itu hanya sesaat. Tapi aku benar-benar merasa
nyaman ada didekatmu. Apalagi saat hari keberangkatanmu untuk mencari ilmu
semakin dekat, aku tak kuasa menahan kesedihan itu. Dan lagi aku hanya bisa
merasakannya sendiri. Hari keberangkatanmu tiba. Sangat sulit aku menahan
kesedihan itu. Ditengah kesedihan itu aku sempat terhibur dan sedikit merasakan
tenang atas sesuatu yang kamu berikan ke aku, meskipun dalam bentuk chat. Yang
kufikirkan lagi, apa cuma aku yang kamu berikan seperti itu lewat chat atau
telfon sekalipun ?. Aku cuma bisa berharap sewajar tidak lebih dan mungkin ya
seperti itu.
Sayangnya aku cewek yang konyol banget
kalau harus mengungkapkan duluan. Biar kupendam saja rasa ini dan menjadi cinta
dalam hati sekalipun. Harapanku mungkin bias dibalas hanya 10 persennya saja.
“lo
udah punya tempat buat dia, sayangnya dia gak tau kalo lo udah punya tempat
yang rapi buat dia. Sayang juga kalau tempat yang udah ada, udah bagus-bagus
rapi, lo biarin kosong” –cewek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar