Kamis, 20 Februari 2014

Empatbelas kesatria mbatin never die



 Why ‘mbatin never die’ ?
Rumit sekali kisah empatbelas kesatriaku yang tak kenal lelah melawan nafsu batin yang terus bergelonjak tak karuan . Entah apapun penyebabnya, yang jelas sangat bermacam macam.
Dimulai dari kisah putih abu-abu yang banyak dikatan masa pencarian jati diri, dimana mereka para ababil (ABG labil) punya rasa ingin tau yang tinggi. Akibat dari rasa ingin tau yang tinggi dan didukung kuat oleh rasa penasaran, timbullah sebuah masalah yang mungkin bisa sedikit diatasi atau bisa jadi dihiraukan saja, dan sering dianggap sebagai pengalaman baru.
Dengan kehidupan kita yang kurangnya udara kebebasan sebagai ababil, sedikit mengganggu nafsu batin kita untuk melakukan berbagai tindakan untuk bisa merasakan kebebasan tersebut. Bisa dikatakan kita hidup dipenja suci (red:pesantren) yang segalanya serba terbatas hampir kekurangan. Tapi kita tak pernah kehabisan akal untuk meraih kebebasan freedom itu. Meskipun ada beberapa yang tidak menyukai tindakan kita sih, tetap dalam batin kita tertanam kata “whatever you say!”, ga terlalu kejam kan.
Dari berbagai peristiwa yang berujung kegagalan sampai kesuksesan, dari yang memulai sampai yang mengakhiri. Semua sudah pernah dirasakan . nano-nano banget rasanya. Dan hanya kesatriaku inilah yang bisa merasakan dan melalukannya , hebat sekali. Dan tak jarang dari kita selalu dijadikan followers para ustad dan ustadzah . dan dalam benak kita selalu saja masalah itu selalu ada diantara perjalanan kita.
Kebersamaan kita juga tak kalah hebatnya seperti kesatria semut yang kompaknya bisa dikasih empat jempol. Persaudaraan itu jelas harus terukir dalam diri kita, saling tolong menolong, and always understanding. Sekarang kita lagi proses meraih masa depan. Yang dari Jakarta sampai pulau bali semoga kita diberi kemudahan dan tali persaudaraan ini tak pernah putus . luffyu mbel :*
*mbel : salah satu sebutan kita