Perasaan
seperti ini wajar ku alami. Datang dengan sendirinya, tanpa aku undang. Tapi
dia datang pada waktu yang belum pas dan kondisi yang tidak memungkinkan.
Sangat tidak mungkin untukku berjalan ke depan menggapainya. Aku cewek,
haruskah aku yang memulainya? Konyol, suatu kebodohan besar.
Dia
yang kukenal, dia yang selama ini kukagumi, dia yang sangat aku banggakan.
Bukan suatu kebetulan jika aku merasakan itu semua. Memang seperti itu yang aku
rasakan saat ini.
Tapi
entah kenapa, sikapmu tidak seperti sikapku, perhatianmu tidak seperti
perhatianku, dan ini juga bukan suatu kebetulan semata. Kamu mungkin selama ini
tak paham dengan sikap dan omonganku, pasti kamu menganggapnya Cuma lelucon,
dan kamu pasti menghiraukannya.
Tenang
saja, kamu tak perlu memperhatikanku, kamu tak perlu mengucapkan buaian kata
manis yang biasanya membuat hatiku luluh. Mulai saat ini aku mencoba untuk
hidup tanpamu, aku sudah terbiasa tersakiti, mungkin aku menyakiti diriku
sendiri selama ini. Aku bodoh kan. Menjauhlah. Aku taka pa disini berteman
dengan sepi, angin, dan hujan. Biarkan air mataku ini mengalir bersama derasnya
hujan, biar kesepian yang menjadi temanku, biarkan angin yang dapat
mengeringkan air mata ini.
Pergilah..
jangan menoleh ke arahku. Aku tak butuh rasa belas kasihmu. Karena semua itu
tak akan bisa mewujudkan impianku.
Bahagialah
disana bersama duniamu :’)